Electrolyte Conductivity (EC) Hidroponik | Belajar Hidroponik

Electrolyte Conductivity (EC) Hidroponik


EC atau Electrolyte Conductivity adalah salah satu pembacaan (Parameter) yang menyatakan jumlah mineral yang berada di dalam cairan. Mineral yang dapat dibaca oleh EC meter (atau Conductivity meter)hanyalah mineral yang berikatan secara ionik (mengandung muatan baik muatan + atau muatan -). Contohnya adalah NaCl (Garam dapur) adalah Na+ dan Cl-.

Kita sebut juga untuk cairan yang mengandung muatan adalah cairan an-organik

Sedangkan jika mineralnya tidak berikatan secara Ionik (berikatan Kovalent) maka mineral tersebut tidak akan mempengaruhi EC.

Hampir semua mineral yang mengandung unsur C (Carbon) adalah berikatan secara Kovalent (tidak berpengaruh terhadap EC) seperti Gula, dll) dan cairan yang seperti ini biasa disebut sebagai cairan organik

Pada keseharian kita hanya mengenal Conductivity atau DHL (Daya Hantar Listrik) dengan satuannya µS/ cm (dibaca mikro Siemens per centimeter) dengan nama lainnya seperti TDS (Total Dissolved Solid = Jumlah PadatanTerlarut) dengan satuannya adalah ppm (Part per million atau mg/ liter atau gram/ m3)

Patokan kasar (Hanya kasaran saja karena tergantung drpd jenis Ion nya)untuk konversi adalah 1 ppm = 2 µS/ cm

Ada hal yang perlu kita perhatikan jika kita ingin membuat larutan AB Mix dengan EC tertentu.(Contohnya SOP Terong; Vivi Ho):

Untuk Fase Pertumbuhan diperlukan TDS = 250 ppm; Conductivity nya adalah 0,5 mS/ cm (mili Siemens/ cm) atau 500 µS/ cm. Jika kita memiliki air sebagai campuran larutan induk adalah 300 ppm maka kita tidak pernah mendapatkan larutan dengan EC 0,5 mili Siemens atau TDS 250 ppm. Belum lagi kita harus menambahkan mineralnya maka kondisi TDS nya maka semakin tinggi

Jadi kita menginginkan larutan AB Mix dengan EC yang rendah maka kita harus menggunakan air pelarutnya yg memiliki EC rendah.

  • Air bersih yang berasal dari PDAM memiliki TDS antara 125 – 300 ppm
  • Air minum dalam kemasan memiliki TDS antara 50 – 100 ppm (ada beberapa merk air minum dalam kemasan yang memiliki TDS dibawah 10 ppm)
  • Air Suling memiliki TDS antara 10 – 20 ppm
  • Air Aquadest memiliki TDS antara 2 – 10 ppm
  • Air hujan (langsung) memiliki TDS antara 1 – 25 ppm
  • Air Kondensasi (Tetesan) AC memiliki TDS antara 1 – 15 ppm


Kita bisa memenuhi kebutuhan mineral (gizi untuk tanaman) dengan menggunakan AB Mix. Sedikit berbeda dengan Pupuk Organik/ kompos dimana Pupuk Organik lebih banyak berikatan secara Kovalent, AB Mix adalah campuran beberapa mineral yang lbh banyak berikatan secara Ionik. Tiap merk AB Mix memiliki komposisi berbeda-beda jadi jika kita mengganti merk AB Mix maka EC yang didapat belum tentu sama walaupun menggunakan jumlah air yang sama.

Untuk mendapatkan larutan dengan TDS yang lebih rendah sebetulnya hanya menggunakan prinsip pengenceran/ perbandingan dari larutan induk saja.

Jika Larutan induk memliki TDS = 500 ppm dan air sumur kita memiliki TDS 100 ppm. Maka jika 1 bagian Larutan Induk berbanding 1 Bagian air sumur akan menghasil larutan dengan EC (500 + 100)/ 2 = 300 ppm

Jika perbandingannya 1 Larutan Induk berbanding 2 Air Sumur maka :

(500 + 200)/ 3 = 233 ppm

Ini hanya penjelasan secara kasar saja. Karena perhitungannya menggunakan EC maka jumlah kandungan ion nya berbeda-beda tergantung kepada EC pengencernya. Sebisa mungkin menggunakan air pengencer yang memiliki TDS serendah mungkin (dibawah 1 ppm) sehingga komposisi ion nya akan mendekati seperti percobaan pabrik AB Mix nya
Share Artikel Ini Yahh! :

0 Response to "Electrolyte Conductivity (EC) Hidroponik"

Post a Comment