Sistem drip / fertigasi adalah sistem hidroponik yang paling sering digunakan di dunia, mulai dari hobi hingga skala komersil. Karena biaya pembuatannya murah dan teknik pembuatannya mudah dibanding sistem hidroponik yang lain.
Sistem ini lebih populer untuk menanam tanaman sayuran buah seperti tomat, cabai, melon, paprika, dan terong. Walaupun begitu sebenarnya sistem ini juga cocok diterapkan untuk menanam sayuran daun dan herbs, tetapi jarang ditemui kebun sayuran daun yang menggunakan sistem ini. Bahkan sayuran akar memungkinkan dibudidayakan dengan sistem ini.
Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain adalah peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).
Kelebihan Sistem Fertigasi
- Pemberian nutrisi sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman.
- Menjamin kebersihan dan menghindari dari penyakit.
- Mengatasi masalah tanah.
- Meningkatkan hasil pendapatan.
- Kualitas hasil pertanian yang lebih baik.
- Penggunaan nutrisi/pupuk yang tepat
- Hasil yang lebih banyak.
Kelemahan Sistem Fertigasi
- Modal awal yang relatif tinggi.
- Pengetahuan yang mendalam perihal tanaman.
- Pengurusan ladang yang berkelanjutan.
- Kerusakan sistem pengairan berpengaruh terhadap hasil pertanian.
Ada minimum 16 unsur yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya. Karbon, hidrogen dan oksigen dapat diperoleh secara gratis dari lingkungan, namun sisanya harus diberikan dari luar. Unsur hara yang diberikan melalui sistem fertigasi adalah nitrogen, phosphorus, kalium, sulfur, zinc (seng) dan zat besi.
Sistem Fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah saperti tomato,timun jepang, cili merah, terung, melon, cili sayur, strawberi dan juga tanaman hias.Umumnya tanaman yang dikembangkan untuk tanaman yang bernilai tinggi dipasaran.
Sistem ini tidak menggunakan tanah. Beberapa media yang digunakan bertujuan untuk menggantikan fungsi tanah saperti cocopeat, sekam padi, rootwool, perlite, zeolite dan juga vermiculate dalam sistem fertigasi. Cocopeat dan sekam padi lebih banyak digunakan karena harga murah dan ringan juga mudah digunakan. Peralatan atau kompenan yang digunakan dalam sistem fertigasi adalah saperti tangki, tong stok nutrient, pompa mini, talang air atau pvc, dripper, selang kecil, selang besar, digital timer dan peralatan irigasi lainnya. Dalam sistem fertigasi nutrisi diberikan yaitu sekitar 3 – 6 kali sehari selama 5 – 10 menit. Ini bergantung kapada Cuaca dan juga ukuran kedewasaaan tanaman.
0 Response to "Hidroponik Menggunakan Drip System atau Fertigasi "
Post a Comment