TDS (Total Dissolved Solid) atau jumlah total larutan padat yang terkandung dalam air . Setiap air selalu mengandung partikel yang terlarut yang tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam misal : Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll), maupun partikel non padatan seperti mikro organisma.
Salah satu cara untuk mengukur TDS adalah menggunakan alat yang disebut sebagai TDS meter. Alat ini bisa mengukur berapa jumlah padatan yang terlarut didalamnya dalam satuan ppm (mg/L) yang ditunjukkan berupa angka digital di displaynya. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur.
Dengan demikian, alat ukur TDS meter dapat mengukur jumlah padatan terlarut dalam larutan pupuk atau nutrisi Hidroponik dan menginterpretasikan pengukuran itu sebagai ppm... Umumnya cara ini adalah yang paling murah yang tersedia untuk petani rumah atau petani secara komersil untuk mengukur kualitas air sebelum nutrisi ditambahkan atau setelah penambahan larutan nutrisi untuk mengidentifikasi kepekatan larutan pupuk /nutrisi yang akan digunakan.
Pengukuran sangat penting untuk mengetahui agar larutan nutrisi tidak melebihi toleransi yang dibutuhkan tanaman juga tidak terlalu sedikit garam terlarut... Toleransi yang sangat rendah antara 300 – 400 ppm biasa digunakan untuk beberapa tanaman seperti anggrek, namun untuk kebutuhan tanaman tertentu bisa menjadi sedang atau cukup tinggi.. pada sayuran daun toleransi jumlah kepekatan atau ppm dikisaran antara 900 s/d 1.200 ppm. Sedang untuk tanaman tertentu misal cabe , tomat dibutuhkan larutan lebih pekat lagi... bisa antara 1500 ppm s/d 2000 ppm bahkan bisa lebih lagi.
EC-meter digunakan untuk mengukur konsentrasi hara yaitu mengukur kelancaran pengantaran listrik antara katoda positif dan anoda negatif. Satuan ukuran EC adalah mS/cm (milli siemen) atau mmho/cm (milli hos) atau lebih umum digunakan mS. Terkadang nilai EC dirubah menjadi cF (Conductivity Faktor). Misal EC 2,3 mS berubah menjadi cF 23. EC meter digunakan sebagai berikut, pada persemaian digunakan EC 1,0-1,2. Sayuran daun menggunakan EC 2,4 – 3,2. Sayuran buah pada fase vegetatif menggunakan EC 2,0-2,5. Larutan hara dengan EC 3,0-3,5 digunakan menjelang peralihan fase vegetatif ke generatif dan selama masa produktif hingga tanaman dibongkar 4-6 bulan kemudian. Setiap tanaman membutuhkan kisaran EC yang berbeda-beda sesuai fase pertumbuhan. Selain itu, penggunaan EC pada tanaman dipengaruhi agroklimat lokasi budidaya seperti intensitas cahaya matahari, angin, kelembaban.EC larutan hara yang tinggi menyebabkan umur panen lebih singkat, shelf-life di supermarket kian panjang, meningkatkan kadar gula buah dan kesegaran lebih terasa. EC besar juga berpengaruh pada ketahanan terhadap serangan penyakit. Tetapi, EC yang terlalu tinggi melebihi ambang batas akan merusak tanaman. Secara umum nilai EC 4,6 adalah ambang batas EC larutan.
0 Response to "TDS (Total Dissolved Solid) Padatan Terlarut dalam Larutan Nutrisi "
Post a Comment