Pengenalan dan Cara Penggunaan Fungisida Untuk Tanaman | Belajar Hidroponik

Pengenalan dan Cara Penggunaan Fungisida Untuk Tanaman

Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur (fungi). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan 400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000. Berdasarkan cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran fungisida dapat dibedakan, yakni fungisida sistemik dan non-sistemik. Pembagian ini erat hubungannya dengan sifat dan aktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya.

1)      Fungisida Sistemik
Fungisida sistemik diabsorbsi oleh organ-organ tanaman dan ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya melalui pembuluh angkut maupun melalui jalur simplas (melalui dalam sel). Pada umumnya fungisida sistemik ditranslokasikan ke bagian atas (akropetal), yakni dari organ akar ke daun. Beberapa fungisida sistemik juga dapat bergerak ke bawah, yakni dari daun ke akar

2)      Fungisida Non Sistemik
Fungisida non sistemik tidak dapat diserap dan ditranslokasikan di dalam jaringan Tanaman. Fungisida non sistemik hanya membentuk lapisan penghalang di permukaan tanaman (umumnya daun) tempat fungisida disemprotkan. Fungisida ini hanya berfungsi mencegah infeksi cendawan dengan cara menghambat perkecambahan spora atau miselia jamur yang menempel di permukaan tanaman. Karena itu, fungisida kontak berfungsi sebagai protektan dan hanya efektif bila digunakan sebelum tanaman terinfeksi oleh penyakit. Akibatnya, fungisida nonsistemik harus sering diaplikasikan agar tanaman secara terus-menerus terlindungi dari infeksi baru.

Fungisida sistemik dapat di aplikasikan ke satu bagian tanaman, dan dapat di translokasikan ke bagian – bagian tanaman yang lain. Pada umumnya fungisida yang ada di pasaran baik fungisida sistemik maupun fungisida non sistemik, banyak yang dalam bentuk Wettable Powder ( WP ) yaitu tepung yang dapat terbasahkan, sehingga pengaplikasiannya dapat di lakukan dengan penyemprotan.
Untuk keperluan aplikasi di lapang, perlu di perhatikan dosis dan konsentrasi yang di perlukan. Dosis adalah banyaknya fungisida atau bahan aktif yang di gunakan per satu satuan luas lahan. Konsentrasi adalah banyaknya fungisida atau bahan aktif yang di gunakan pada satuan volume tertentu.

Berdasarkan cara aplikasinya fungisida dikelompokkan menjadi :
  1. Penyemprotan/penghembusan pada bagian-bagian tanaman di atas permukaan tanah
  2. Perlakuan benih/bahan perbanyakan tanaman
  3. Perlakuan pada tanah (fumigasi)
  4. Perlakuan terhadap luka
  5. Perawatan pasca panen
  6. Desinfektan untuk gudang penyimpanan.

Di lihat dari fungsi kerjanya, fungisida di bedakan atas :
  1. Fungisidal, yaitu membunuh jamur
  2. Fungistatik, yaitu berarti hanya menghambat pertumbuhan jamur
  3. Genestatik, yaitu berarti mencegah terjadinya sporulasi

Berdasarkan kegunaan umum, fungisida dibedakan menjadi :
  1. Fungisida Protektan
  2. Fungisida penutup luka
  3. Fungisida eradikan
  4. Perlakuan tanah (fumigan)
  5. Perlakuan gudang penyimpanan


Pengelompokan ditujukan untuk mempermudah pemahaman terhadap beberapa perbedaan antara kelompok fungisida yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian,  pengelompokan fungisida akan berubah dan berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan manusianya. 
Didalam satu oaket fungisida terdapat label yang diartikan sebagai keterangan dan informasi penting yang ditempelkan secara kuat pada wadah fungisida sehingga tidak mudah lepas.

Formulasi adalah jumlah bahan aktif yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu yang terkandung dalam fungisida. Beberapa bentuk formulasi yang beredar di pasaran antara lain :

Tepung yang dapat di suspensikan dalam air ( wettale powder = WP )
Berbentuk tepung kering yang dapat terbasahkan, dan di aplikasikan dengan cara penyemprotan.

Tepung yang larut dalam air ( water-soluble powder = SP )
Hampir mirip dengan WP, hanya saja bila WP tidak larut dalam air, SP bisa larut dalam air.

Tepung hembus, debu ( dust = D )
Berbentuk tepung kering yang hanya terdiri dari bahan aktif, misalnya belerang, atau di campur dengan pelarut aktif yang bertindak sebagai karier, atau di campur bahan – bahan organik. Kandungan bahan aktif rendah sekitar 2 – 10%

Butiran ( Granula = G )
Berbentuk butiran padat yang merupakan campuranbahan aktif berbentuk cair dengan butiran yang mudah menyerap bahan aktif.

powder concentrate ( PC )
Berbentuk tepung, tergolong Rodentisida untuk memnerantas tikus.

Ready Mix Bait ( RMB )
Berbentuk balok besar dengan bobot 300 gr dan balok kecil bobot 10 – 20 gr.

Solution ( S )
Formulasi yang di buat dengah melarutkan fungisida ke dalam pelarut organik.

Aerosol ( A )
Terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap.

Suspensi ( Flowable concentrate = F )
Merupakan campuran bahan aktif yang di tambah pelarut serbuk yang di campur dengan sejumlah kecil air. Hasilnya adalah seperti pasta yang di sebut campuran basah.

Cairan ( emulsifiable concentrate = EC )
Berbentuk cairan pekat yang terdiri dari campuran bahan aktif dengan perantara emulsi.

Ultra low volume ( ULV )
Bentuk murninya merupakan cairan atau bentuk padat yang larut dalam solvent minimum.

Umpan beracun ( poisonous bait = B )
Terdiri dari bahan aktif fungisida di gabungkan dengan bahan aktif lainnya yang di sukai jasad pengganggu.
Share Artikel Ini Yahh! :

0 Response to "Pengenalan dan Cara Penggunaan Fungisida Untuk Tanaman"

Post a Comment